Senin, 07 April 2008

BUMI (bagian 4)

oleh
Gunawan Admiranto


Berdasarkan pengamatan para ahli menggunakan data medan magnet dan struktur geologi dari berbagai tempat di seluruh dunia akhirnya ditetapkan bahwa lempeng-lempeng tektonik utama yang ada di seluruh dunia adalah
• Lempeng Afrika, lempeng benua
• Lempeng Antarktika, lempeng benua
• Lempeng Australia, lempeng benua
• Lempeng Erasia, lempeng benua
• Lempeng Amerika (meliputi Amerika Utara dan Siberia Timur Laut), lempeng benua
• Lempeng Amerika Selatan, lempeng benua
• Lempeng Pasifik, lempeng samudera
Di samping lempeng-lempeng utama ini terdapat juga lempeng-lempeng kecil, yaitu lempeng India, lempeng Arab, lempeng Karibia, lempeng Juan de Fuca, dan lempeng Scotia.
Ada tiga cara bagaimana lempeng lempeng ini bergerak satu sama lain, yaitu saling bertumbukan, bergesekan satu sama lain, atau bergerak saling menjauh.
Pada lempeng yang bergesekan, gaya gesekan ini akan mengakibatkan gaya tegangan yang energi potensialnya semakin meningkat dan pada suatu saat akan dilepaskan dan muncul sebagai gempa bumi. Contoh dari pertemuan lempeng seperti ini adalah Sesar San Andreas di California ketika lempeng Pasifik dan Amerika Utara bergerak satu sama lain di mana lempeng Pasifik bergerak ke arah barat laut relatif terhadap lempeng Amerika Utara. Contoh lain dari sesar semacam ini adalah sesar Alpine di Selandia Baru dan sesar Anatolia Utara di Turki. Peristiwa gempa bumi yang berlangsung di Mexico pada tahun 1985 serta gempa bumi San Francisco pada tahun 1905 dan 1989 merupakan gejala yang muncul akibat gesekan dua buah lempeng. Demikian juga gempa di Flores pada akhir tahun 1992 merupakan peristiwa yang terjadi pada daerah gesekan antara lempeng Pasifik dengan lempeng Australia India.


Pada dua lempeng yang bergerak saling menjauhkan diri, perbatasan kedua lempeng ini merupakan tempat munculnya lapisan-¬lapisan baru pembentuk permukaan yang datang dari dalam bumi. Daerah semacam ini yang terkenal adalah daerah Punggungan Tengah Atlantik (Mid Atlantic Ridge) yang terletak di dasar Samudera Atlantik (daerah ini terletak memanjang dari sekitar Tanah Hijau sampai mendekati benua Antarktika), Punggungan Pasifik Timur yang merupakan lempeng samudera, dan Great Rift Valley di Afrika Timur yang merupakan lempeng benua. Pada lempeng samudera aliran alir¬an lava cair mengalir dari lapisan astenosfer di dalam bumi yang kemudian membentuk dasar lautan baru berupa pegunungan dasar lautan. Pegunungan ini merupakan daerah vulkanisme yang sangat aktif.
Untuk lempeng-lempeng yang bergerak saling mendekat, hasil proses tumbukan ini berbeda, bergantung pada jenis litosfer yang saling bertumbukan ini. Bilamana suatu lempeng samudera yang mampat bertumbukan dengan lempeng benua yang kurang mampat, maka lempeng samudera akan bergerak ke bawah lempeng benua karena lempeng benua memiliki daya apung yang lebih besar dan membentuk suatu daerah penunjaman (subduction zone). Gejala ini tampak sebagai suatu palung pada daerah lempeng samudera dan pegunungan pada lempeng benua. Contoh daerah penunjaman seperti ini adalah daerah pantai barat Amerika Selatan di mana lempeng samudera Nazca menunjam ke bawah lempeng benua Amerika Selatan.
Bilamana yang bertumbukan adalah lempeng benua, maka akan menghasilkan satu barisan pegunungan tinggi. Contoh dari hal ini adalah ditumbuknya lempeng Erasia oleh lempeng India, dan menghasilkan pegunungan Himalaya dan dataran tinggi Tibet. Hal ini juga mengakibatkan bagian benua Asia ada yang bergerak ke arah barat di sisi barat daerah tumbukan, dan bergerak ke arah timur di sisi timur daerah tumbukan ini.
Bilamana dua lempeng samudera saling bertumbukan, maka muncullah satu busur pulau gunung api akibat melelehnya lempeng yang mengalami penunjaman. Bentuk busur ini datang dari bentuk permukaan bumi yang bulat. Contoh dari gejala ini adalah kepulauan Jepang dan Aleut di Alaska.
Dengan menelusur ke belakang pada proses pergerakan lempeng ini, para ahli menyimpulkan kalau benua Afrika dan Amerika Selatan bersatu sekitar 250 juta tahun yang lalu. Bukan hanya Amerika Selatan saja yang bersatu, tetapi semua benua bergabung menjadi satu benua raksasa yang bernama Pangaea dan dikelilingi lautan maha luas yang diberi nama Panthalassa.
Proses pecahnya benua benua dimulai dengan memisahnya lempeng Erasia dan Amerika Utara yang waktu bersatu dinamakan lempeng Laurasia. Bagian lain yang memisahkan diri adalah bagian yang nantinya menjadi Amerika Selatan, Afrika, Antartika dan Australia, dan daerah ini bersama sama dinamakan daerah Gondwana.
Setelah itu lempeng Afrika memisahkan dari dari Amerika Selatan, dan India juga mulai memisahkan diri dari Afrika. India yang memisahkan diri ini bergerak ke arah utara dan menumbuk lempeng Erasia dan sebagai akibatnya pada daerah tumbukan ini muncullah rangkaian pegunungan tinggi, pegunungan Himalaya. Sampai sekarang lempeng India masih bergerak terus ke utara dengan kecepatan 5 cm/tahun, dan akibatnya pegunungan Himalaya ini masih terus bertambah tinggi.
Pergerakan benua sulit untuk bisa teramati dalam kurun waktu kehidupan manusia karena begitu lambatnya. Untuk mengamati pergerakan ini diperlukan kesabaran dan ketelitian yang amat tinggi.
Pada tahun 1971 dan tahun 1992 NASA meluncurkan satelit yang bernama LAGEOS (Laser Geodynamic Satellite). Satelit ini dileng¬kapi dengan alat yang bisa digunakan untuk memantau pergerakan kerak bumi. Secara berkala satelit ini merekam situasi bumi pada waktu waktu tertentu, dan karena dirancang untuk bisa bertahan selama 8 juta tahun di angkasa, maka di masa yang akan datang anak cucu kita akan bisa mengamati perkembangan pergerakan kerak bumi dari waktu ke waktu.
(bersambung)

Tidak ada komentar: