Jumat, 02 Mei 2008

Buah Tidak Pernah Jatuh Jauh Dari Pohonnya

oleh
Dewi Demitria


Judul diatas sudah tidak asing di telinga kita, dan selalu dihubungkan dengan topik hubungan anak dengan orang tua. Ini ada hubungannya dengan bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar….
Mendidik anak memang sangat unik…karena sangat banyak tergantung dari berbagai faktor, diantaranya : sifat anak, sifat orang tua, hubungan anak dengan orang tua (ayah atau ibu), lingkungan, umur, sex.dan masih banyak lagi….dan sudah banyak penelitian dan buku-buku yang membahas tentang bagaimana mendidik anak yang baik dan benar.
Beberapa bulan yang lalu kami sekeluarga, saya beserta suami dan kedua anak kami, menjadi salah satu responden dalam suatu penelitian tentang “keluarga”. Waktu wawancara diberitahukan kepada kami secara spontan, sehingga jawaban dari kami juga spontan tanpa terencana dan tanpa ada kompromi di antara kami terlebih dahulu…sungguh-sungguh spontan….dan diskusi yang ada sungguh sangat mengharukan saya yang sudah menikah selama 22 tahun.
Ketika kami masing-masing ditanya tentang anggota yang lain….kami spontan menjawabnya, salah satu contoh demikian :
Pewawancara : Bagaimana pendapat anda tentang orang tua ?
Anak-anak : Papi sangat disiplin dalam jadwal kegiatan sehari-hari, termasuk waktu berangkat ke kantor, waktu makan, waktu tidur, sikat gigi sebelum tidur, waktu berdoa, dan sebagainya, sehingga saya secara tidak langsung mengikutinya. …. Selain papi sangat disiplin, yang menonjol dari papi adalah “sangat memikirkan Eyang (over)”, tiap hari papi selalu menghubungi Eyang melalui telepun, dan sering sekali bercerita tentang Eyang. Saya berpikir, berarti saya juga harus begitu selalu memperhatikan dan menghormati orang tua……..kalau mami, tidak ada hari tanpa cerita, segala sesuatu diceritakan dengan gaya dan gerak gerik yang lucu, padahal sebetulnya informasi yang disampaikan biasa saja, misalkan tentang temannya yang marah kepada anaknya, di jalan ketemu anak yang tidak sopan, bagaimana jalanan macet dan masih banyak lagi….. dan diselipkan juga cerita lucu…...masa kecil saya….. masa kecil papi dan mami. Dengan cerita itu, saya tahu persis, apa yang mami inginkan dari saya dan apa yang harus saya lakukan. …dan saya tambahkan, kami saling menghormati, menghargai, percaya dan sangat bangga dengan kegiatan di anatara kami..…..bagaimana mungkin dari kami melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab ? bagaimana mungkin kami menyalahgunakan kepercayaan yang kami terima ?
Pewawancara : Apakah pernah orang tua menghukum ?
Anak-anak : Saya belum pernah dihukum, dan kami tidak biasa menggunakan kata itu, justru saya yang menghukum diri saya sendiri. Contohnya ketika saya tidak mengerjakan PR sekolah, di sekolah saya tersiksa sendiri, saya sadar kesalahan saya dan tidak akan mengulanginya. Ketika papi dan mami mengetahui kalau saya tidak mengerjakan PR, sama sekali tidak marah. Papi mami tidak pernah melarang kegiatan saya di luar rumah, karena saya akan bertanggung jawab terhadap apa yang saya lakukan. Saya akan pulang kalau kegiatan sudah selesai, walau kadang sampai larut malam. Ada dua prinsip saya yaitu : pertama saya lebih nyaman di rumah dari pada di luar rumah dan yang kedua saya tidak mau mempermalukan saya sendiri dan keluarga.
Pewawancara : Bagaimana kamu memilih teman dekat (pacar) ?
Anak-anak : Dari keceriwisan mami, saya tahu betul bagaimana saya menentukan teman dekat.
Itulah sedikit ungkapan anak-anak tentang kami (orang tuanya). Dalam mendidik anak, saya tidak menggunakan teori apapun, tetapi saya menggunakan banyak dari pengalaman tentang hubungan saya dengan orang tua saya, melihat keluarga tetangga ataupun keluarga saudara-saudara kami. Hal-hal yang baik kami tiru dan hal yang kurang baik kami jadikan contoh tidak boleh kami lakukan. Dan dengan cara unik saya sampaikan kepada anak-anak melalui “cerita”.
Anak-anak akan lebih banyak meniru pada apa yang ada di lingkungannya dari pada melakukan apa yang di dengar. Apabila kita ingin anak kita belajar pada saat jam-jam belajar, maka kita sebagai orang tua harus memberi contoh dengan membuka buku juga, dan tidak melihat televisi, walaupun acaranya sangat bagus. Kalau kita ingin anak kita bicara sopan kepada orang lain, maka kita juga harus bicara sopan. Dan masih banyak contoh bagaimana kita harus mendidik anak..….
Saya percaya banyak keluarga lain yang telah mendidik anak-anaknya jauh lebih baik dari kami untuk mengantar kesuksesan anak-anak dan kebahagiaan keluarga. Tulisan di atas merupakan sekelumit cerita keluarga kecil kami, kami sebagai orang tua selalu menciptakan suasana nyaman bagi anak-anak dan selalu bangga dengan apa yang mereka lakukan……Tuhan memberkati….***demitri